Selasa, 28 Februari 2012

askep multipel sklerosis

KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami telah dapat menyelesaikan makalah  “Asuhan Keperawatan Pasien dengan Multipel Sklerosis”.
    Kami menyadari bahwa masih terdapat kesalaha pada makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Padang,     Januari 2012

Penulis


DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Bab II : Pembahasan
A.    Definisi
B.    Etiologi
C.    Patofisiologi / WOC
D.    Manifestasi Klinis
E.    Komplikasi
F.    Asuhan Keperawatan
Bab III : Penutup
A.    Kesimpulan
Daftar Pustaka
Lampiran WOC



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sklerosis Multipel adalah suatu kelainan dimana saraf-saraf pada mata, otak dan tulang belakang kehilangan selubung sarafnya (mielin).System saraf perifer tidak terkena. Respon peradangan berperan menimbulkan penyakit dengan menyebabkan pembengkakan dan edema yang merusak neuron neuron dan menyebabkan pembentukan flak jaringan parut pada myelin.
Mutiple sclerosis merupakan penyakit berat yang secara medis obatnya sampai detik ini belum ditemukan dan sampai sekarang belum ada orang yang sembuh 100 %. Multiple sclerosis memang merupakan penyakit yang terasa atau kelihatan cukup aneh, bukan saja bagi orang lain tetapi juga bagi penderitanya sendiri. Gejala gejala yang timbul terjadi secara tiba tiba dan bias hilang lagi secara sekejap. Atau menetap selama berhari hari atau berminggu minggu atau bahkan berbulan bulan. Penyebab MS belum diketahui secara pasti namun ada dugaan berkaitan dengan virus dan mekanisme autoimun (Clark, 1991).


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi
Multiple sclerosis (MS) merupakan keadaan kronis, penyakit degeneratif dikarakteristikkan oleh adanya bercak kecil demielinasi pada otak dan medulla spinalis.
Multiple sclerosis merupakan penyakit kronis dimana terjadi demielinisasi ireguler pada susunan saraf pusat / perier yang mengakibatkan berbagai derajat penurunan motorik, sensorik dan juga kognitif.
Multiple sclerosis merupakan penyakit kronis dari sistem saraf pusat degeratif dikarakteristikan oleh adanya bercak kecil demielinasi pada otak dan medula spinalis.
MS secara umum dianggap sebagai penyakit autoimun, dimana sistem imun tubuh sendiri, yang normalnya bertanggung jawab untuk mempertahankan tubuh terhadap penyakit virus dan bakteri, dengan alasan yang tidak diketahui mulai menyerang jaringan tubuh normal. Pada kasus ini menyerang sel yang membentuk mielin.

B.    Etiologi
Penyebab MS belum diketahui secara pasti namun ada dugaan berkaitan dengan virus dan mekanisme autoimun (Clark, 1991). Ada juga yang mengaitkan dengan factor genetic.
Ada beberapa factor pencetus, antara lain :
•    Kehamilan
•    Infeksi yang disertai demam
•    Stress emosional
•    Cedera
Faktor presipitasi yang mungkin termasuk infeksi, cedera fisik dan strees emosional, kelelahan berlebihan kehamilan ataupun  seperti faktor ini :
•    Gangguan autoimun (kemungkinan dirangsang / infeksi virus)
•    Kelainan pada unsur pokok lipid mielin
•    Racun yang beredar dalam CSS
•     Infeksi virus pada SSP

C.    Patofisilogi
Pada sklerosis multipel ,demielinasi menyebar tak teratur ke seluruh sistem saraf pusat mielin hilang dari silinder aksis dan akson itu sendiri bergenerasi .Adanya plak/potongan kecil pada daerah yang terkena menyebabkan sklerosis,terhentinya aliran impuls saraf dan menghasilkan bervariasinya manifestasi,yang bergantung pada saraf-saraf yang terkena. Daerah yang paling banyak terserang yaitu saraf optik, khiasma, traktus, serebrum,batang otak, serebelum, dan medula spinalis.

D.    Manifestasi Klinis
•    Kelelahan
•    Kehilangan keseimbangan
•    Lemah
•    Kebas, kesemutan
•    Kesukaran koordinasi
•    Gangguan penglihatan – diplobia, buta parsial / total
•    Kelemahan ekstermitas spastik dan kehilangan refleks abdomen
•    Depresi
•    Afaksia



E.    Komplikasi
•    Infeksi otak karena bakteri atau virus (penyakit Lyme, AIDS, sifilis)
•    Kelainan struktur pada dasar tengkorak dan tulang belakang (artritis berat pada leher,    ruptur diskus spinalis)
•    Tumor atau kista di otak dan medula spinalis (siringomielia)
•    Kemunduran spinoserebelar dan ataksia herediter (penyakit dimana aksi otot tidak teratur atau otot tidak terkoordinasi)
•    Stroke ringan (terutama pada penderita diabetes atau hipertensi yang peka terhadap penyakit ini)
•    Sklerosis amiotrofik lateralis (penyakit Lou Gehrig)
•    Peradangan pembuluh darah di dalam otak atau medula spinalis (lupus, arteritis).

F.    Pemeriksaan Diagnostik
•    Lumbal punction : pemeriksaan elektroforesis terhadap LCS, didapatkan ikatan oligoklonal yakni terdapat beberapa pita immunoglobulin gamma G (IgG).
•     DCT Scan : gambaran atrofi serebral.
•    MRI : menunjukkan adanya plak-plak kecil dan bisa digunakan mengevaluasi perjalanan penyakit dan efek dari pengobatan.
•    Urodinamik : jika terjadi gangguan urinarius.
•    Neuropsikologik : jika mengalami kerusakan kognitifif.

G.    Penatalaksanaan
•    Bersifat simtomatik : sesuai dengan gejala yang muncul
•    Farmakoterapi :
    Kortikosteroid, ACTH, prednisone sebagai anti inflamasi dan dapat meningkatkan konduksi saraf.
    Imunosupresan : siklofosfamid (Cytoxan), imuran, interferon, Azatioprin, betaseron.
    Baklofen sebagai antispasmodic
•    Blok saraf dan pembedahan dilakukan jika terjadi spastisitas berat dan kontraktur untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
•    Terapi fisik untuk mempertahankan tonus dan kekuatan otot

H.    KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a.    Pengkajian
a)    Identitas
Pada umunya terjadi pada orang-orang yang hidup di daerah utara dengan temperatus tinggi, terutama pada dewasa muda (20-40th) dan dua kali lebih banyak pada wanita daripada pria.
b)    Keluhan Utama
Muncul keluhan lemah pada anggota badan bahkan mengalami spastisitas / kekejangan dan kaku otot, kerusakan penglihatan.
c)    Riwayat Penyakit Dahulu
Biasanya klien pernah mengalami pengakit autoimun.
d)    Riwayat Penyakit Sekarang
Pada umunya terjadi demilinasi ireguler pada susunan saraf pusat perier yang mengakibatkan erbagai derajat penurunan motorik, sensorik, dan juga kognitif
b.    Pemeriksaan Fisik
a)    Keadaan Umum
Klien dengan multipel sklerosis umumnya tidak mengalami penurunan kesadara. Adanya perubahan pada tanda vital meliputi bradikardi, hipotensi, dan penurunan frekuensi pernafasan yang berhubungan dengan bercak lesi di medula spinalis.
•    Inspeksi
    Batuk
    Peningkatan produksi sputum
    Sesak nafas
    Penggunaan otot bantu nafas
•    Palpasi
    Taktil fremitus seimbang kiri dan kanan
•    Perkusi
    Suara resonan pada seluruh lapangan paru
•    Auskultasi
    Adanya stridor, ronkhi dengan peningkatan produksi sekret
    Kemampuan batuk yang menurun pada klien dengan inaktifitas

c.    Diagnosa Keperawatan
a)    Hambatan mobilitas fisik b/d kelemahan, paresis, dan spastisitas.
b)    Resti cedera b/d kerusakan sensorik dan penglihatan, dampak tirah baring lama, kelemahan spastis.
c)    Defisit perawatan diri b/d perubahan kemmpuan merawat diri sendiri.
d)    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi yang tidak adekuat
e)    Perubahan pola eliminasi urine b/d kelumpuhan saraf perkemihan
f)    Resti gangguan integritas kulit b/d tirah baring lama
g)    Perubahan proses fikir b/d disfungsi serebri
h)    Koping individu tidak efktif b/d perubahan proses fikir dan disfungsi akibat perkembangan penyakit
i)    Perubahan peran dalam keluarga
j)    Hambatan manajemen pemeliharaan rumah b/d keterbatasan fisik, psikologis dan sosial
k)    Resiko terhadap disfungsi seksual b/d keterlibatan atau reaksi psikologis terhadap kondisi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar