Rabu, 14 Maret 2012

angina pektoris

ANGINA PEKTORIS

A.    PENGERTIAN
1.    Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel.  (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993)
2.    Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti.  (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)
3.    Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler)

B.    ETIOLOGI
1.    Ateriosklerosis
2.    Spasme arteri koroner
3.    Anemia berat
4.    Artritis
5.    Aorta Insufisiensi

C.    FAKTOR-FAKTOR RESIKO
1.    Dapat Diubah (dimodifikasi)
a.    Diet (hiperlipidemia)
b.    Rokok
c.    Hipertensi
d.    Stress
e.    Obesitas
f.    Kurang aktifitas
g.    Diabetes Mellitus
h.    Pemakaian kontrasepsi oral
2.    Tidak dapat diubah
a.    Usia
b.    Jenis Kelamin
c.    Ras
d.    Herediter
e.    Kepribadian tipe A

D.    FAKTOR PENCETUS SERANGAN
Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain :
1.    Emosi
2.    Stress
3.    Kerja fisik terlalu berat
4.    Hawa terlalu panas dan lembab
5.    Terlalu kenyang
6.    Banyak merokok


E.    GAMBARAN KLINIS
1.    Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter skapula atau lengan kiri.
2.    Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
3.    Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.
4.    Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
5.    Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dizzines.
6.    Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
7.    Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.

F.    TIPE SERANGAN
1.    Angina Pektoris Stabil
  • Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen niokard.
  • Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
  • Durasi nyeri 3 – 15 menit.
2.    Angina Pektoris Tidak Stabil
  • Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil.
  • Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
  • Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
  • Kurang responsif terhadap nitrat.
  • Lebih sering ditemukan depresisegmen ST.
  • Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi.
3.    Angina Prinzmental (Angina Varian).
  • Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.
  • Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.
  • EKG menunjukkan elevaasi segmen ST.
  • Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut.
  • Dapat terjadi aritmia.

G.    PATOFISIOLOG
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner).  Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis.  Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan.  Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat.  Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksid0 yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif.  Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang.  Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %.  Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang.  Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.  Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri.  Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi.  Proses ini tidak menghasilkan asam laktat.  Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.


H.    DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1.    Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
2.    Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.
3.    Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang tiba-tiba.
4.    Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

I.    FOKUS INTERVENSI
1.    Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
Intervensi :
  • Kaji gambaran dan faktor-faktor yang memperburuk nyeri.
  • Letakkan klien pada istirahat total selama episode angina (24-30 jam pertama) dengan posisi semi fowler.
  • Observasi tanda vital tiap 5 menit setiap serangan angina.
  • Ciptakanlingkunan yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.
  • Berikan makanan lembut dan biarkan klien istirahat 1 jam setelah makan.
  • Tinggal dengan klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas.
  • Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.
  • Kolaborasi pengobatan.
2.    Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kurangnya curah jantung.
Intervensi :
  • Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman.
  • Berikan periode istirahat adekuat, bantu dalam pemenuhan aktifitas perawatan diri sesuai indikasi.
  • Catat warna kulit dan kualittas nadi.
  • Tingkatkan katifitas klien secara teratur.
  • Pantau EKG dengan sering.
3.    Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang tiba-tiba.
Intervensi :
  • Jelaskan semua prosedur tindakan.
  • Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut.
  • Dorong keluarga dan teman utnuk menganggap klien seperti sebelumnya.
  • Beritahu klien program medis yang telah dibuat untuk menurunkan/membatasi serangan akan datang dan meningkatkan stabilitas jantung.
  • Kolaborasi.
4.    Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Intervensi :
  • Tekankan perlunya mencegah serangan angina.
  • Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina.
  • Kaji pentingnya kontrol berat badan, menghentikan kebiasaan merokok, perubahan diet dan olah raga.
  • Tunjukkan/ dorong klien untuk memantau nadi sendiri selama aktifitas, hindari tegangan.
  • Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina.
  • Dorong klien untuk mengikuti program yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth, Buku Saku Patofisiologi, Jakarta, EGC, 2000.
Chung, EK,  Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Jakarta, EGC, 1996
Doenges, Marylinn E, Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC, 1998
Engram, Barbara, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah volume 2, Jakarta, EGC, 1998
Long, C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah 2,  Bandung, IAPK, 1996
Noer, Sjaifoellah, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, FKUI, 1996
Price, Sylvia Anderson, Patofisiologi Buku I Jakarta, EGC, 1994
Tucker, Susan Martin,  Standar Perawatan Pasien Volume I,  Jakarta, EGC, 1998
Underwood, J C E, Pathologi Volume 1 , Jakarta, EGC, 1999

Senin, 05 Maret 2012

Analgetik, Antipiretik,NSAID

Analgetik, Antipiretik,NSAID

           
A.    Analgetik
Analgetik atau obat-obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
a.    Penyebab sakit/ nyeri.
Didalam lokasi jaringan yang mengalami luka atau peradangan beberapa bahan algesiogenic kimia diproduksi dan dilepaskan, didalamnya terkandung dalam prostaglandin dan brodikinin. Brodikinin sendiri adalah perangsang reseptor rasa nyeri. Sedangkan prostaglandin ada 2 yang pertama Hiperalgesia yang dapat menimbulkan nyeri dan PG(E1, E2, F2A) yang dapat menimbulkan efek algesiogenic.
b.    Mekanisame:
Menghambat sintase PGS di tempat yang sakit/trauma jaringan.
c.    Karakteristik:
1.    Hanya efektif untuk menyembuhkan sakit
2.    Tidak narkotika dan tidak menimbulkan rasa senang dan gembira
3.    Tidak mempengaruhi pernapasan
4.    Gunanya untuk nyeri sedang, ex: sakit gigi

Analgesik di bagi menjadi 2 yaitu:
1.    Analgesik Opioid/analgesik narkotika
Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fractur dan kanker.
Macam-macam obat Analgesik Opioid:
a.    Metadon
•    Mekanisme kerja: kerja mirip morfin lengkap, sedatif lebih lemah.
•    Indikasi: Detoksifikasi ketergantungan morfin, Nyeri hebat pada pasien yang di rumah sakit.
•    Efek tak diinginkan:
    Depresi pernapasan
    Konstipasi
    Gangguan SSP
    Hipotensi ortostatik
    Mual dam muntah pada dosis awal


Methadon

b.    Fentanil
•    Mekanisme kerja: Lebih paten dari pada morfin. Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya
•    Indikasi: Medikasi praoperasi yang digunakan dalam anastesi.
•    Efek tak diinginkan: Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya. Rigiditas otot, bradikardi ringan.


Fentanil

c.    Kodein
•    Mekanisme kerja: sebuah prodrug 10% dosis diubah menjadi morfin. Kerjanya disebabkan oleh morfin. Juga merupakan antitusif (menekan batuk)
•    Indikasi: Penghilang rasa nyeri minor
•    Efek tak diinginkan: Serupa dengan morfin, tetapi kurang hebat pada dosis yang menghilangkan nyeri sedang. Pada dosis tinggi, toksisitas seberat morfin.


Kodein

2.    Obat Analgetik Non-narkotik
Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunanaan Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik).
Efek samping obat-pbat analgesik perifer: kerusakan lambung, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.

            Macam-macam obat Analgesik Non-Narkotik
a.    Ibupropen
Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin.
Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan meminim obat ini.

Ibuprofen
b.    Paracetamol/acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik.
Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi meningkatkan efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.

Acetaminophen
c.    Asam Mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.
Asam Mefenamat


B.    Antipiretik
Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya menurunkan temperatur tubuh saat panas tidak berefektif pada orang normal. Dapat menurunkan panas karena dapat menghambat prostatglandin pada CNS.
Macam-macam obat Antipiretik:

1.    Benorylate
Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini digunakan sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan demam pada anak obat ini bekerja lebih baik dibanding dengan parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah. Karena obat ini derivat dari aspirin maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak yang mengidap Sindrom Reye.
2.    Fentanyl
Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika digunakan sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan injeksi IM (intramuskular) Fentanyl digunakan untuk menghilangkan sakit yang disebabkan kanker.
Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah dengan menghilangkan rasa sakit secara menyeluruh dengan obat untuk mengontrol rasa sakit yang persisten/menetap. Obat Fentanyl digunakan hanya untuk pasien yang siap menggunakan analgesik narkotika.
Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk menghilangkan rasa sakit. Beberapa efek samping juga disebabkan oleh aksinya di dalam sistem syaraf pusat. Pada pemakaian yang lama dapat menyebabkan ketergantungan tetapi tidak sering terjadi bila pemakaiannya sesuai dengan aturan.
Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara mendadak. Sehingga untuk mencegah efek samping tersebut perlu dilakukan penurunan dosis secara bertahap dengan periode tertentu sebelum pengobatan dihentikan.
3.    Piralozon
Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin. Obat ini amat manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Namun piralozon diketahui menimbulkan efek berbahaya yakni agranulositosis (berkurangnya sel darah putih), karena itu penggunaan analgesik yang mengandung piralozon perlu disertai resep dokter.

C.    NSAID (Anti-Inflamasi)
a.    Efek dari NSAID (Anti-Inflamasi)
Inflamasi adalah rekasi tubuh untuk mempertahankan atau menghindari faktor lesi. COX2 dapat mempengaruhi terbentuknya PGs dan BK. Peran PGs didalam peradangan yaitu vasodilatasi dan jaringan edema, serta berkoordinasi dengan bradikinin menyebabkan keradangan.
b.    Mekanisme Anti-Inflamasi
Menghambat prostaglandin dengan menghambat COX.
c.    Karakteristik Anti-Inflamasi
NSAID hanya mengurangi gejala klinis yang utama (erythema, edema, demam, kelainan fungsi tubuh dan sakit). Radang tidak memiliki efek pada autoimunological proses pada reumatik dan reumatoid radang sendi. Memiliki antithrombik untuk menghambat trombus atau darah yang membeku.
d.    Contoh obat NSAID (Anti Inflamasi)
1.    Gol. Indomethacine
•    Proses didalam tubuh
Absorpsi di dalam tubuh cepat dan lengkap, metabolisme sebagian berada di hati, yang dieksresikan di dalam urine dan feses, waktu paruhnya 2-3 jam, memiliki anti inflamasi dan efek antipiretic yang merupakan obat penghilang sakit yang disebabkan oleh keradangan, dapat menyembuhkan rematik akut, gangguan pada tulang belakang dan asteoatristis.
•    Efek samping
Reaksi gastrointrestianal: anorexia (kehilangan nafsu makan), vomting (mual), sakit abdominal, diare.
Alergi: reaksi yang umumnya adalah alergi pada kulit dan dapat menyebabkan asma.
2.    Gol. Sulindac
Potensinya lebih lemah dari Indomethacine tetapi lebih kuat dari aspirin, dapat mengiritasi lambung, indikasinya sama dengan Indomethacine.
3.    Gol. Arylacetic Acid
Selain pada reaksi aspirin yang kurang baik juga dapat menyebabkan leucopenia thrombocytopenia, sebagian besar digunakan dalam terapi rematik dan reumatoid radang sendi, ostheoarthitis.
4.    Gol. Arylpropionic Acid
Digunakan untuk penyembuhan radang sendi reumatik dan ostheoarthitis, golongan ini adalah penghambat non selektif cox, sedikit menyebabkan gastrointestial, metabolismenya dihati dan di keluarkan di ginjal.
5.    Gol. Piroxicam
Efek mengobati lebih baik dari aspirin indomethacine dan naproxen, keuntungan utamanya yaitu waktu paruh lebih lama 36-45 jam.
6.    Gol. Nimesulide
Jenis baru dari NSAID, penghambat COX-2 yang selektif, memiliki efek anti inflamasi yang kuat dan sedikit efek samping.