Jumat, 08 Maret 2013

askep chikungunya



ASKEP TEORITIS CHIKUNGUNYA

A.    Definisi
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya yang disebarkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Sebagai penyebar penyakit adalah nyamuk Aedes aegypti; juga dapat oleh nyamuk Aedes albopictus.
Nama penyakit berasal dari bahasa Swahili yang berarti “yang berubah bentuk atau bungkuk”, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi yang hebat Masa inkubasi berkisar 1-4 hari, merupakan penyakit yang self-limiting dengan gejala akut yang berlangsung 3-10 hari.
Nyeri sendi merupakan keluhan utama pasien, yang kadang-kadang berlangsung beberapa minggu sampai bulan. Meskipun tidak pernah dilaporkan menyebabkan kematian, masyarakat sempat dicemaskan karena penyebaran penyakit yang mewabah, disertai dengan keluhan sendi yang mengakibatkan pasien lumpuh. Untuk memahami lebih mendalam, dilakukan review terhadap penyakit ini.

B.     Etiologi
Virus chikungunya merupakan anggota genus Alphavirus dalam family Togaviridae. Strain asia merupakan genotype yang berbeda dengan yang di afrika. Virus Chikungunya disebut juga Arbovirus A Chikungunya Type CHIK, CK. Virus Chikungunya masuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus.
Virions mengandung satu molekul single standed RNA. Virus dapat menyerang manusia dan hewan. Virions dibungkus oleh lipid membrane; plemorfik; spherical; dengan diameter 70 µm. Pada permukaan envelope didaptkan glycoprotein spikes (terdiri atas 2 virus protein membentuk heterodimer).
Nucleopapsids isometric; dengan diameter 40 µm. Nyamuk Aedes aegypti berukuran kecil disbanding nyamuk lain: ukuran badan 3-4 mm, berwarna hitam dengan hiasan titik-titik putih dibadannya; dan pada kakinya warna putih melingkar. Nyamuk dapat hidup berbulan-bulan.
Nyamuk jantan tidak menggigit manusia, ia makan buah. Hanya nyamuk betina yang menggigit; yang diperlukan untuk membuat telur. Telur nyamuk aedes diletakkan induknya menyebar; berbeda dengan telur nyamuk lain yang dikeluarkan berkelompok. Nyamuk bertelur di air bersih. Telur menjadi pupa dalam beberapa minggu.
Nyamuk bila terbang hampir tidak mengeluarkan bunyi; sehingga manusia yang diserang tidak mengetahui kehadirannya; menyerang dari bawah atau dari belakang; terbang sangat cepat. Telur nyamuk Aedes dapat bertahan lama dalam kekeringan (dapat lebih dari 1 tahun). Virus dapat masuk dari nyamuk ke telur; nyamuk dapat bertahan dalam air yang chlorinated.
Nyamuk Aedes aegypti merupakan vector Chikungunya (CHIK) virus (alpha virus). Beberapa nyamuk resisten terhadap CHIK virus namun sebagian susceptible. Ternyata Susceptbility gene berada di kromosom 3. Vektor Chikunguya di Asia adalah Aedes aegypti, Aedes albopticus. Di Afrika adalah Aedes furcifer dan Aedes africanus.

C.    Patofisiologi
Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode sejak digigit nyamuk  pembawa virus hingga menimbulkan gejala sekitar 2 hingga 4 hari. Pada saat virus masuk ke dalam sel secara endositosis virus tersebut menuju sitoplasma dan reticulumendoplasma. Di dalam sitoplasma terjadi proses sisntesis DNA dan sisntsesis RNA virus, sedangkan di dalam reticulum endoplasma terjadi proses sintesis protein virus. Setetah masa inkubasi tersebut virion matang di sel endothelial di limfonodi, sumsum tulang, limfa dan sel kuffer, lalu virus tersebut di keluarkan melewati sel membrane maka virus beredar dalam darah. Demam chikungunya salah satunya dapat menginfekasi sel hati sehingga sel hati mengalami degenerasi dan dapat menyebabkan nekrosis pada sel hati tersebut yang akan mempengaruhi metabolisme pada sel hati yang mempengaruhi peningkatan bilirubin sehingga seseorang yang mengalami demam ini biasanya terdapat ikterus. Gejala yang paling menonjol pada kasus ini adalah nyeri pada setiap persendian (poliarthralgia) terutama pada sendi lutut, pergelangan kaki dan tangan, serta sendi-sendi tulang punggung. Radang sendi yang terjadi menyebabkan sendi susah untuk digerakkan, bengkak dan berwarna kemerahan. Itulah sebabnya postur tubuh penderita menjadi seperti membungkuk dengan jari-jari tangan dan kaki menjadi tertekuk. Gejala lain adalah munculnya bintik-bintik kemerahan pada sebagian kecil anggota badan, serta bercak-bercak merah gatal di daerah dada dan perut. Muka penderita bisa menjadi kemerahan dan disertai rasa nyeri pada bagian belakang bola mata. Meskipun gejala penyakit itu bisa berlangsung 3-10 hari (kemudian sembuh dengan sendirinya), tetapi tidak dengan nyeri sendinya yang bisa berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan- bulan.

D.    Manifestasi Penyakit
Masa inkubasi dari demam Chikungunya 2-4 hari. Viremia dijumpai kebanyakan dalam 48 jam pertama, dan dapat dijumpai sampai 4 hari pada beberapa pasien. Manifestasi penyakit berlangsung 3-10 hari. Virus ini termasuk self limiting diseases alias hilang dengan sendirinya.
Namun rasa nyeri sendi mungkin masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Gejala demam Chikungunya mirip dengan demam berdarah dengue yaitu demam tinggi, menggigil, sakit kepala, mual-muntah, sakit perut, nyeri sendi dan otot, serta bintik-bintik merah dikulit terutama badan dan lengan.
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (syock) maupun kematian. Nyeri sendi ini terutama mengenai sendi lutut, pergelangan kaki serta persendian jari tangan dan kaki.
Gejala utama Chikungunya adalah demam tinggi, sakit kepala, punggung, sendi yang hebat, mual, muntah, nyeri mata dan timbulnya rash/ruam kulit. Ruam kulit berlangsung 2-3 hari, demam berlangsung 2-5 hari dan akan sembuh dalam waktu 1 minggu sejak pasien jatuh sakit. Sakit sendi (arthralgia atau arthritis; sendi tangan dan kaki) sering menjadi keluhan utama pasien.
Keluhan sakit sendi kadang-kadang masih terasa dalam 1 bulan setelah demam hilang. Penyakit ini merupakan penyakit yang bersifat self limiting (sembuh dengan sendirinya) dan tidak brakibat kematian. Peranh dilaporkan terjadi kerusakan sendi yang dikaitkan dengan infeksi Chikungunya.

E.     Epidemiologi
Sejarah Penyakit yang pertama kali ditemukan di Afrika Barat ini berlaku pada tahun 1952 hingga 1953. Sejurus kemudian, epidemik berlaku di Filiphina(1954, 1956, dan 1968) Thailand, Kamboja, Vietnam, India, Myanmar, Sri Lanka, dan mulai ditemukan di Indonesia pada tahun 1973.
Namun sekarang telah tersebar luas di Afrika daerah sebelah selatan Sahara, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Demam Chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta, selanjutanya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Jumlah kasus chikungunya tahun 2001 sampai bulan Februari 2003 mencapai 9318 tanpa kematian.
Sejak tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang berlaku di kepulauan Pasifik termasuk Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah meningkat terlihat selepas bencana tsunami pada Desember 2004.
Penularanya Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain.
Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis (berlaku dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada). Selain manusia, primata lainnya diduga dapat menjadi sumber penularan. Selain itu, pada uji hemaglutinasi inhibisi, mamalia, tikus, kelelawar, dan burung juga bisa mengandung antibodi terhadap virus Chikungunya.
Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan penyakitnya itu kepada orang lain secara langsung. Proses penularan hanya berlaku pada nyamuk pembawa. Masa inkubasi dari demam Chikungunya berlaku di antara satu hingga tujuh hari, biasanya berlaku dalam waktu dua hingga empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai sepuluh hari.

F.     Tanda dan Gejala
Gejala penyakit ini sangat mirip dengan demam berdarah. Hanya saja kalau Chikungunya akan membuat semua persendian terasa ngilu.
1.      Demam : Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka kemerahan. Demam penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mencapai 39-40 derajat C.
2.      Sakit persendian : Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul demam dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita “merasa lumpuh” sebelum berobat. Sendi yang sering sering dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang.
3.      Nyeri otot : Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.
4.      Bercak kemerahan (ruam) pada kulit Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan kaki, terutama badan dan lengan. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi.
5.      Sakit kepala Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui, conjungtival injection dan sedikit fotophobia.
6.      Kejang dan penurunan kesadaran Kejamg biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan secara langsung oleh penyakitnya.
7.      Gejala lain Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher dan kolaps pembuluh darah kapiler.

Gejala yang timbul pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi tidak terlalu nyata dan berlangsung singkat. Ruam juga lebih jarang terjadi. Tetapi pada bayi dan anak kecil timbul:
1.      Kemerahan pada wajah dan munculnya ruam kemerahan dalam bentuk papel-papel (maculopapular) atau erupsi seperti biduran (urtikaria).
2.      Rasa linu di persendian tangan dan kaki serta pergelangan lutut.
3.      Demam tinggi disertai muntah-muntah, menggigil, sakit kepala, sakit perut, serta bintik merah pada kulit seperti penderita demam berdarah.
4.      Mimisan bisa terjadi pada pasien anak-anak.
5.      Pada umumnya pada anak hanya berlangsung selama 3 hari.
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Pada virus DBD akan ada produksi racun yang menyerang pembuluh darah dan menyebabkan kematian. Sedangkan pada virus penyebab chikungunya akan memproduksi virus yang menyerang tulang.

G.    Diagnosis Banding dan Diagnosis Pasti
Viral arthropaty diketahui dan dijumpai pada beberapa infeksi virus: dengue, O’nyong-nyong, chikungunya, Mayaro, Ross River, Sindbis dan Bermah Forest. Gejala sendi akibat virus ini biasanya hanya berlangsung singkat seminggu, kecuali pada beberapa kasus Chikungunya. Penyakit ini banyak kemiripan dengan demam dengue/DHF; hanya saja: serangan demam lebih singkat; sakit sendi lebih lama dan tidak terjadi kematian.
Chikungunya dicurigai bila seseorang menderita demam mendadak, dengan beberapa gejala berikut: sakit sendi, sakit kepala, sakit pinggang/punggung, fotofobia dan rash/ruam kulit; serta dalam seminggu terakhir berada didaerah terjangkit Chikungunya. Diagnosis pasti bila terdapat salah satu hal berikut:
1.      Pemeriksaan titer antibody naik 4 kali lipat
2.      Isolasi virus
3.      Deteksi virus dengan PCR

H.    Pemeriksaan Penunjang
a.       Pemeriksaan Laboratorium
a)      Isolasi Virus (paling akurat)
·         2-5 ml darah dalam minggu I perjalanan penyakit
·         Virus CHIK (efek sitopatik) dikonfirmasi dengan antiserum CHIK spesifik 
·         Hasil didapat dalam 1-2 minggu
b.      Pemeriksaan Serologi
·         10-15 ml darah pada fase akut (segera setelah onset klinik terjadi) dan padafase penyembuhan (10-14 hari) setelah sampel I diambil.
·         Pemeriksaan IgM dilanjutkan MAC-ELISA, hasil dalam 2-3 hari
·         Reaksi silang sering terjadi, konversi dengan uji neutralisasi dan HIA
·         Diagnosa (+):
o   Peningkatan antibody 4x pada fase akut dan fase penyembuhan
o   Antibody IgM spesifik CHIKV (+)
a)      Polymerase Chain Reaction (PCR)
·         Melalui enzim reserve transcriptase = tes RT-PCR 
·         Specimen sama dengan untuk isolasi virus
·         Hasil didapat dalam 1-2 hari I

I.       Pengobatan
Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Pengobatan terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul. Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat “self limited disease”, yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu. Tetapi apabila kecurigaan penyakit adalah termasuk campak atau demam berdarah dengue, maka perlu kesiapsiagaan tatalaksana yang berbeda, penderita perlu segera dirujuk apabila terdapat tanda-tanda bahaya.
Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta minum air putih sebanyak mungkin untuk menghilangkan gejala demam. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar (sebaiknya minum jus buah segar). Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk untuk menghadapi penyakit ini, karena daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang.
Belum ditemukan imunisasi yang berguna sebagai tindakan preventif. Namun pada penderita yang telah terinfeksi timbul imunitas / kekebalan terhadap penyakit ini dalam jangka panjang.
Pengobatan yang diberikan umumnya untuk menghilangkan atau meringankan gejala klinis yang ada saja (symptomatic therapy), seperti pemberian obat panas, obat mual/muntah, maupun analgetik untuk menghilangkan nyeri sendi.
Contoh: Penurunan panas atau penghilang nyeri adalah obat non steroid anti inflamasi (NSAI), pilih salah satu contoh dibawah ini:
·         Arasetamol, antalgin
·          Natrium diklofenat
·         Piroxicam atau ibuprofen.

J.      Pencegahan
Pencegahan ditujukan untuk mengendalikan nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk. Pada saat ini belum ada vaksin di pasaran untuk mencegah Chikungunya. Tindakan pencegahan Chikungunya di daerah dimana terdapat nyamuk Aedes aegypti adalah menghilangkan tempat dimana nyamuk dapat meletakkan telurnya, terutama pada tempat penyimpanan air buatan, misalnya bak mandi, kolam ikan, ban mobil atau kaleng kosong. Tempat penyimpanan air hujan atau penyimpanan air (kontainer plastik, drum) hendaknya tertutup rapat. Ban mobil bekas, kaleng kosong sebaiknya dimusnahkan. Tempat minum hewan peliharaan/burung dan vas bunga hendaknya dikosongkan atau diganti setidaknya seminggu sekali.
Semua upaya tersebut diharapkan dapat membasmi telur nyamuk dan mengurangi jumlah nyamuk di daerah tersebut. Pada wisatawan atau juga penduduk di daerah terjangkit Chikungunya, resiko digigit nyamuk akan berkurang dengan pemasangan air conditioning atau memasang kasa pada jendela atau pintu. Memakai repelen yang mengandung 20-30% DEET pada kulit tubuh yang terbuka atau pakaian akan mengurangi kemungkinan tergigit nyamuk. Pencegahan Chikungunya ditekankan pada usaha terus-menerus, berkesinambungan, community based, integrated mosquito control, tidak boleh terlalu mengandalkan insektisida baik untuk jentik nyamuk maupun nyamuk dewasa (chemical larvicide atau adulticide).
Pencegahan wabah penyakit memerlukan peran serta masyarakat yang terkoordinasi dalam usaha meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Chikungunya, serta bagaimana mengenali penyakit dan bagaimana mengendalikan nyamuk yang dapat menularkan/menyebarkan penyakit.
Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya: Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.
·         Menutup tempat penyimpanan air
·         Mengubur sampah
·         Menaburkan larvasida.
·         Memelihara ikan pemakan jentik
·         Pengasapan
·         Pemakaian anti nyamuk
·         Pemasangan kawat kasa di rumah.
Jadi kita semua sebagai calon tenaga kesehatan harus bisa memberikan penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) untuk menghindari gigitan nyamuk penyebab Chikungunya. Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat yang gelap, lembab, dan pengap. Pintu dan jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat.
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.

K.    Diagnosa keperawatan yang Muncul
a.       Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan peningkatan suhu tubuh (>37oC)
b.      Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan pengeluaran keringat yang berlebihan di tandai kulit kering dan kasar 
c.       Nyeri akut berhubungan dengan terjadi reaksi implamasi, merangsang saraf di tandai dengan nyeri tekan, meringis kesakitan
d.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
e.       Kurang pengetahuan tentang proses penyakit

L.     Intervensi Keperawatan

No Dx
Tujuan dan criteria hasil
Intervensi
Rasional
1
Suhu tubuh normal (36 – 37 0c).
Pasien bebas dari demam
·         Observasi tanda vital(suhu,nadi,tekanan darah,pernafasan)setiap 3 jam
·         Anjurkan pasien untuk banyak minum



·         Berikan kompres hangat



·         Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal.
·         Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter.
·         Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien
·         Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapantubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupancairan yang banyak
·         Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang mempercepat penurunan suhu tubuh
·         Pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh

·         Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi
2
Volume cairan terpe nuhi
·         Kaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, takikardi) serta tanda-tanda vital.
·         Observasi tanda-tanda syock.

·         Berikan cairan intravena sesuai program dokter




·         Anjurkan pasien untuk banyak minum

·         Catat intake dan output.
·         Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan normalnya.
·         Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk menangani syok.
·         Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami kekurangan cairan tubuh karena cairan tubuh karena cairan langsung masuk ke dalam pembuluh darah
·         Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh.
·         Untuk mengetahui keseimbangan cairan
3
Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan posisi yang diberikan /dibutuhkan.
·         Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien.
·         Kaji cara / bagaimana makanan dihidangkan.

·         Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur

·         Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.
·         Catat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.
·         Berikan obat-obatan antiemetik sesuai program dokter.
·         Untuk menetapkan cara mengatasinya

·         Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan pasien
·         Membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan makanan
·         Untuk menghindari mual.

·         Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi

·         Antiemetik membantu pasien mengurangi rasa mual dan muntah dan diharapkan intake nutrisi pasien meningkat
4
Rasa nyaman pasien terpenuhi.
Nyeri berkurang atau hilang.
·         Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien
·         Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang.
·         Alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri


·         Berikan obat-obat analgetik
·         Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien
·         Untuk mengurangi rasa nyeri


·         Dengan melakukan aktivitas lain pasien dapat melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.
·         Analgetik dapat menekan atau mengurangi nyeri pasien.
5
Klien dan keluarga mengenal gejala dini chikungunya
 Klien dan keluarga mengerti tentang proses penyakit
·         Observasi tingkat pengetahuan klien / keluarga tentang penyakit chikungunya
·         Observasi latar belakang pendidikan klien

·         Jelaskan tentang proses penyakit, diit, perawatan dan obat pada klien dan keluarga
·         Sebagai data dasar pemberian informasi

·         Untuk mengetahui penjelasan sesuai dengan tingkat pendidikan klien
·         Agar keluarga mengerti tentang penyakit chikungunya